Lalli Singh adalah bayi asal India yang dilahirkan dengan dua wajah. Di kepalanya, ada empat mata, dua hidung, dan dua mulut yang saling berhimpitan.
Lalli dilahirkan pada tahun 2008 dari sebuah keluarga besar yang miskin di desa terpencil, di dalam satu rumah dihuni oleh tiga generasi dengan 5 keluarga. Keluarga tersebut terdiri dari ibu dan ayah Lalli, tiga keluarga pamannya, dan datuk neneknya .
Ibunya Sushma, tidak merasakan keanehan apapun apabila sedang hamil anak pertamanya tersebut. Beliau juga tidak pernah memeriksakan keadaan kehamilannya di rumah sakit. Sushma melahirkan di rumah sakit secara normal.
Di kampung yang terletak berdekatan Bangalore tersebut, warga asli jarang pergi ke rumah sakit untuk berubat mahupun melahirkan. Jika ada yang sakit, masyarakat lebih suka membawa pesakit tersebut ke kuil untuk meminta doa pada pemuka agama di kuil Saini dan mohon kesembuhan pada para dewa.
Pada mulanya, keluarga Singh mengalami kebingungan ketika diberitahu bahawa bayi yang baru lahir tersebut memiliki dua wajah. Namun, lama kelamaan perkara itu jadi kegembiraan tersendiri bagi keluarga Singh dan masyarakat sekitar.
Wajah dua wajah reinkarnasi dewa
Sebab situasi ajaib ini, sebuah program di televisyen meliput keadaan tubuh yang dialami oleh Lalli dan menyebutnya sebagai reinkarnasi dewa. Khabar mengenai kelahirannya bermuka dua titisan dewa tersebut dengan cepat tersebar luas.
Dampaknya, warga desa mula berdatangan untuk melihat sekaligus memohon berkat pada bayi tersebut. Bahkan, sebahagian orang terang-terangan menaruh beberapa lembar wang Rupee di samping tubuh Lalli yang terbaring lemah.
Keluarga dan warga desa menganggap bahawa Lalli adalah reinkarnasi dari dewa Vishnu. Dalam kepercayaan Hindu, bayi ini dianggap sebagai keajaiban dari dewa Durga, Ganesha, dan Laksmi sehingga warga begitu memujanya.
“Kami tak boleh menolak kedatangan para warga yang ingin melihat Lalli. Kami tak punya pilihan lain selain membiarkan mereka melihat, menyentuh, dan mengambil berkat dari bayi ini,” kata Arvind, bapa saudara kepada Lalli.
Sayangnya, tanpa penanganan medikal yang memadai, keadaan Lalli kian hari kian menurun. Berat badannya menyusut drastis, Lalli yang lahir dengan berat 5 kg, pada usia enam minggu sekarang kelihatan sangat kurus hingga tampak seperti kulit berbalut tulang.
Kunjungan pertama doktor
Setelah melihat maklumat dari tayangan televisyen, seorang doktor dari rumah sakit anak Narayana di Bangalore bernama Dr. Ashley D’cruz, pergi seorang diri untuk mencari alamat keluarga Singh.
Setelah berhasil menemukan rumah keluarga Singh, Dr. D’cruz segera memeriksa keadaan Lalli. Doktor tersebut memeriksa kondisi tubuh, keadaan mata, dan melihat asupan makanan Lalli yang diberikan keluarganya.
“Tubuhnya makin lama akan makin melemah. Kulitnya memperlihatkan bahawa dia mengalami dehidrasi parah, matanya tak boleh menutup dan kering. Banyak dari jaringan tubuhnya yang hilang dan hampir seluruh organnya mengalami jangkitan. Saat ini dia mengalami malnutrisi yang parah,” terang Dr. D’Cruz pada keluarga Lalli.
Dr. D’cruz juga menjelaskan bahawa kondisi yang dialami Lalli jarang berlaku di dunia, “Kemungkinannya hanya menimpa 1 banding 15 juta bayi di seluruh dunia.”
Apabila ditanya bagaimana cara mereka memberi asupan makanan pada bayinya. Vinod, ayah Lalli menjelaskan bahawa ia memberi anaknya susu formula yang diminumkan dari kedua mulut Lalli secara bergantian.
Doktor menganggap cara pemberian makanan tersebut yang membuat kondisi Lalli menurun, karena tidak adanya pemindaian pada tubuh Lalli, tidak ada yang tahu kedua mulut Lalli mengarah kemana. Dokter menduga mulut sebelah kanan mengarah langsung ke paru-paru, sedangkan mulut sebelah kiri mengarah ke lambung.
Ketika doktor menyarankan untuk segera membawa Lalli ke rumah sakit, mereka menolak. Menurut aturan keluarganya, segala sesuatu harus melalui keputusan Shibiram Singh, datuk Lalli.
Selain itu, dalam keadaan apapun, perempuan tak punya hak suara sehingga pertimbangan ibu maupun yang nenek Lalli tidak akan dipertimbangkan. Mereka menganut kepercayaan tradisional tentang keutamaan keputusan lelaki dibanding dengan perempuan.
Empat kepala keluarga dan satu datuk mengadakan rapat di rumah. Shibiram memutuskan untuk mengizinkan Vinod dan Sushma membawa Lalli ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medikal.
Ke rumah sakit
Keesokan harinya, Lalli menjalani serangkaian tes kesihatan. Dr Phrabat Sexena, seorang doktor anak mengungkapkan kekhuatirannya atas keadaan Lalli.
Namun, apabila doktor menyarankan Vinod untuk merawat anaknya di rumah sakit, dia menjawab, “Kami harus membincangkan dulu dengan keluarga besar. Saya tidak dapat memutuskan apa-apa.”
Akhirnya mereka pulang kembali ke kampung untuk meminta keputusan dari datuk mereka. Sementara itu, doktor di rumah sakit yang melakukan pemeriksaan pada Lalli mengungkapkan kekhuatirannya pada bayi berusia 6 minggu tersebut. Namun dia tak dapat berbuat banyak kerana memaksa keluarga akan melanggar kode etik kedoktorannya.
18 jam kemudian, kerana keadaan Lalli yang semakin menurun, ayah Lalli segera membawanya kembali ke rumah sakit.. Vinod melaporkan bahawa anak semata wayang mereka muntah-muntah sebanyak 9 kali, namun pihak keluarga belum setuju untuk melakukan pengubatan ke rumah sakit, kerana mereka memiliki kepercayaan pada berkah dewa yang akan jadi pelindung anak tersebut.
“Tapi aku fikir, dia adalah anakku. Aku berhak memutuskan apa yang terbaik untuk anakku. Aku tak tahan melihat anakku sakit dan menderita,” tutur Vinod lirih.
Keputusan Vinod membuat keluarga bertengkar kerana ia dianggap membangkang perintah tetua. Namun dia tak peduli lagi. Beliau hanya fikirkan kesihatan putrinya saja.
Doktor yang memeriksa Lalli dan menyatakan bahawa Lalli mengalami masalah di paru-paru dan saluran pencernaannya. Lalli langsung mendapat perawatan intensif.
Doktor berusaha memberikan nutrisi untuk tubuh mungil yang lemah tersebut. Mata bayi itu juga semakin lama semakin mengering. Secara rutin, perawat menitiskan cairan khusus untuk meringankan kerosakkan pada matanya.
Setelah mendapatkan perawatan medikal selama 8 hari, doktor menyatakan bahawa keadaan Lalli perlahan-lahan berangsur membaik. Orangtua Lalli berasa lega.
Serangan jantung
Hanya selisih 6 jam setelah optimisme itu dilontarkan, Lalli yang baru genap berusia 2 bulan mengalami serangan jantung hebat hingga nyawanya tak dapat diselamatkan. Vinod dan Sushma kehilangan kata-kata, mereka hanya menangis di ranjang kosong anaknya.
Kematian Lali membuat keluarga besarnya bersedih, namun itu pulalah yang menyatukan mereka kembali. Bagaimanapun, Lalli adalah putri kebanggaan keluarga. Lalli yang selama hidup dianggap sebagai jelmaan dewi, keluarga menginginkan agar Lalli tetap dikenang sebagai titisan sang dewi.
“Aku akan membuatkan kuil khusus untuk mengenang anakku yang merupakan berkat dari para dewa, apapun yang terjadi,” ujar Vinod penuh tekad.
Pemakaman Lali dilaksanakan sesuai dengan adat masyarakat Hindu di sana. Sempat terjadi ketegangan dengan pemuka agama Hindu. Hal itu mengakibatkan beberapa pemimpin agama enggan membantu pelaksanaan proses pemakaman, kerana keluarga Singh berada pada kasta terendah dalam kelas sosial masyarakat Hindu di sana.
Namun, satu pemuka agama yang menganggap bahawa Lalli adalah berkat dewa akhirnya ingin membantu proses pemakamannya. Ia juga menyetujui adanya kuil khusus untuk mengenang bayi berwajah dua ini.
Enam bulan kemudian, sebuah kuil kecil atas nama Lalli Singh, sang bayi dua wajah titisan dewa telah tegak berdiri. Tak hanya ada pemakaman, di sana juga ada patung kuningan berbentuk wajah dan tubuh Laili. Kuil tersebut berdiri di atas tanah keluarga dan biaya pembangunannya berasal dari wang sumbangan orang-orang kampung yang dulu sering datang meminta berkat Lalli.
Walaupun Lalli sudah tiada, warga akan tetap mengenangnya sebagai bayi yang mendapat berkat dewa dan dianggap sebagai reinkarnasi dewa kerana dia memiliki dua wajah.
Semoga Lalli tenang di alam sana…
Kredit gambar: Reuters
Peringatan: Anda tidak dibenarkan menyiar artikel ini di mana-mana laman web atau status Facebook yang lain, tanpa pemberian kredit dan pautan yang tepat lagi berfungsi pada artikel asal di laman The AsianParent Malaysia
Baca juga: Ibu Boleh Tertekan Bila Dapat Tahu Anak Autisme, Minta Pertolongan & Carilah Allah Dahulu
Baca juga: Isteri Tanggung Sakit 33 Jam Untuk Lahirkan Bayi Cacat Yang Sudah Mati Dalam Kandungan
Baca juga: Bayi Istimewa Lahir Tanpa Hidung Meninggal Dunia Pada Usia 2 Tahun